الدعوة السلفية : موقع أبو سلمي الأثري

Tuesday, November 15, 2005

نصيحتي Nasehat singkat ‘tuk Al-Akh Abu Muhammad Abdurrahman Sarijan
أَعُوْذُ بِرَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ مِنْ فِئَةٍ بَغَتْ عَلَيَّ فَمَا لِيْ غَوْضُ إِلاَّ نَاصِرٌ
Aku berlindung kepada Rabb pemilik Arsy dari gangguan golongan yang berbuat aniaya kepada diriku, aku tiada memiliki penolong sedikitpun melainkan Ia. Alloh Ta’ala berfirman :
لاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ أَتَوأ وَّيُحِبُّون أَن يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلاَ تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ العَذَابِ وَلَهُمْ عَذَبٌ عَلِيْمٌ
Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang mereka kerjakan dan mereka lakukan suka dipuji terhadap perbuatan yang belum pernah mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.” (Ali Imran : 188) Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullahu di dalam kitabnya, Al-Farqu bayna an-Nashihah wa at-Ta’yir (Perbedaan antara menasehati dan mencela) hal 34-38 berkata berkenaan ayat ini : “Bahwa seseorang yang menghendaki mencela orang lain dan merendahkannya serta menyampaikan aibnya agar manusia menjauhi orang tersebut, entah disebabkan adanya permusuhan antara keduanya sehingga ia senang menyakitinya atau karena merasa takut tersaingi dalam hal harta atau kepemimpinan atau sebab-sebab tercela lainnya, maka tiada lain untuk mencapai maksudnya ini kecuali dengan menampakkan celaan terhadap orang tadi dengan alasan dien (agama)… Barangsiapa yang ditimpa oleh makar seperti ini, maka bertakwalah kepada Alloh, memohon pertolongan kepada-Nya dan bersabarlah, karena kemudahan yang baik itu bagi orang yang bertakwa.” Rasulullah Shollollohu 'alaihi wa Salam bersabda :
لاَ تُؤْذُوا المُسْلِمِيْنَ وَ لاَ تَتَّبِعُوا أَوْرَاتَهُم فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعُواهُ يَتَّبِعُ اللَّهُ أَوْرَتَهُ...
Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula mencari-cari kekurangan mereka, Barangsiapa yang mencari-cari kesalahan orang lain kelak Alloh akan menyingkapkan kekurangannya…” (dishahihkan Imam Albani dalam Shohih al-Jami’ no. 7985). Kepada al-Akh Abu Muhammad, ingatlah…
مََا أَنْتَ الحَكَمِ التُرْضَى حُكُومَتُهُ وَلاَ الأَصِيلِ وَلاَ ذِي الرَأْيِ الجَدَلِ
Engkau bukanlah hakim yang dianggap keputusannya Bukan pula orang yang berketurunan tinggi lagi orang yang ahli dalam berdebat
إنَّ خَوْضَ المَرْءِ فِيمَا لاَ يَعْنِيْهِ وَفِرَارُهُ مِنَ الحَقِّ مِنْ أَسْبَابِ عِثَارِهِ
Sesungguhnya keterlibatan seseorang dalam hal yang bukan urusannya dan ia lari dari kebenaran adalah salah satu sebab kefrustrasiannya Ingatlah wahai Aba Muhammad…
قَوْمٌ إِذَ الشَّرُّ أَبْدَى نَاجِذَيْهِ لَهُمْ طَارُوا إِلَيْهِ زَرَفَاتٍ وَوُحْدَانٍ
Bila kejelekan menampakkan kedua taringnya pada suatu kaum maka mereka akan menyerangnya secara berkelompok dan sendiri-sendiri Dan kepada ucapan-ucapanmu terhadapku atau saudara-saudaraku, Diriku hanya mengingat ucapan al-Mutanabbi yang menasehatkan
اصْبِرْ عَلَى مَضَضٍ الحَسُوْدِ فَإِنَّ صَبْرَك قَاتِلْه النَّرُ تَأْكُلُ بَعْضُهَا إِنْ لَمْ تَجِدْ مَا تَأْكُلُهُ
Bersabarlah terhadap ulah orang yang dengki karena sesungguhnya kesabaran itulah yang memadamkannya Api itu akan memakan dirinya sendiri bila tiada ada yang dilahapnya
شِرَاءُ النُّفُوسِ بِالإِحْسَانِ خَيْرٌ مِنْ بَيْعِهَا بِالعُدوَانِ
Membeli jiwa dengan berbuat kebajikan itu lebih baik daripada menjualnya dengan permusuhan Sesungguhnya diriku yakin bahwa
لاَ يَضُرُّ السَحَابَ نُبَاحُ الكِلاَبِ
Gonggongan anjing-anjing itu tidak membahayakan awan Adapun terhadap dirimu, demikianlah yang layak kulakukan…
وَذِي رَحَمٍ قَلَّمْتُ أَظْفَارَ ضِغْنِهِ بِحِلْمِي عَنْهُ وَهُوَ لَيْسَ لَهُ حِلْمٌ
Aku potong kuku-kuku kedengkian kerabatku dengan kesabaranku padanya Sedangkan ia tidak memiliki kesabaran Wahai Aba Muhammad, tidakkah kau ingat nasehat ini
يَاابْنَ الكِرَامِ أَلا تَدْنُو فَتُبْصِرَ مَا قَدْ حَدَّثُواكَ فَمَا رَاءٍ كَمَنْ سَمِعَا
Hai anak orang-orang yang mulia, tidakkah kau mendekat yang menyebabkan kamu dapat melihat tentang apa yang mereka bicarakan mengenai dirimu, karena sesungguhnya orang yang melihat itu tidak sama dengan orang yang mendengar Namun, dirimu hanya mengucapkan
لاَ نَسَبَ اليَوْمَ وَلاَ خُلَّةً اتُّسَعَ الخَرْقُ عَلَى الرَّاقِعِ
Tidak ada nasab pada hari ini dan tidak pula hubungan persahabatan Perpecahan benar-benar telah melebar atas keretakan yang ada Namun ingatlah...
فَأَصْبَحْتَ أَنّى تَأْتِهَا تَسْتَجِرْ بِهَا تَجِدْ حَطَبًا جَزِلاً وَنَارًا تَأجَّجَا
Manakala engkau mendatanginya untuk memenuhinya dengan kayu api Maka engkau akan menemukan banyak api yang menyala terus Adapun diriku, cukuplah nasehat Imam asy-Syafi’i rahimahullahu ini bagiku
قَالُوا سَكَتَّ وَ قَدْ خُوْصِمْتَ قُلْتُ لَهُمْ إِنَّ الجَوَابَ شَرِّ المِفْتَاحُ وَالصُّمْتُ عَنْ جَاهِلٍ أَوْ أَحْمَقٍ شَرَفٌ وَفِيهِ أَيْضًا لِصَوْنِ العِرْضِ إصْلاَحُ
Mereka berkata, mengapa engkau diam padahal engkau dihujat, kukatakan pada mereka Sesungguhnya jawabanku nanti akan membuka pintu kerusakan Dan diamku dari orang jahil dan pandir adalah suatu kemuliaan Dan di dalam diam itu pula terdapat kebaikan untuk terpeliharanya kebaikan
وَجَدْتُ سُكُوْتِي مَتْجَرًا فَلَزِمْتُهُ إذَ لَمْ أَجِدْ رِبْحًا فَلَسْتُ بِخَاصِرِ
Kutemukan dalam sikap diamku modal dasar maka kulazimi diamku Meski ku tak dapat keuntungan namun ku tak rugi darinya Dan sungguh indah apa yang dilontarkan oleh Imam an-Nawawi rahimahullahu
إِنَّ لِلَّهِ عِبَادً فُطَنَا طَلَّقُوا الدُّنْيَ وَخَافُوا الفِتَنَا نَظَرُوا فِيهَا فَلَمَّا عَلِمُوا أَنَّهَا لَيْسَتْ لِحبٍّ وَطّنَا جَعَلُوهَا لُجَّةً وَاتَّخَذُوا صَالِحَ الأَعْمَالِ فِيهَا سُفُنَا
Sesungguhnya Alloh memiliki hamba-hamba yang cerdik Mereka ceraikan dunia dan takut akan fitnah Mereka renungkan dan ketiku itu mereka mengertilah Bahwa dunia bukanlah tempat tinggal ‘tuk hidup abadi Mereka jadikan dunia bagaikan samudera Dan mereka jadikan amal sholih sebagai bahteranya Telah benar Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang berfirman :
لا يُحِبُّ اللَّهُ الجَهْرَ بِالسُّوء مِنَ القَوْلِ إِلاَّ مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا (النساء)
Alloh tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan dengan terang-terangan kecuali oleh orang-orang yang dianiaya. Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS An-Nisaa’ : 148)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَالِك لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ (الشورى)
Akan tetapi, orang-orang yang sabar dan memaafkan sesungguhnya yang demikian ini termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS Asy-Syura : 43)
Akhukum Abu Salma al-Atsari

5 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Hi .. mengerikan sekali orang orang salafi ini ...
nggak ragu ragu untuk pake kata kata anjing buat menjatuhkan lawan bicaranya yang masih sesama muslim

suka menuduh orang lain tanpa bukti sebagai khawarij lalu dilemparkan dengan hadits seburuk buruk anjing neraka ..

ini lagi .. masih sesama konco dewe pake juga keluar kata kata anjing ...

nggak beda deh sama SLANK waktu bawain lagu SLANG+AN

nih liriknya ..

Anjing ......! Doberman
Anjing ...... ! Kampung
Anjing ...... ! Mahal murah
Tetap aja binatang

Anjing ...... ! Rintintin
Anjing ........! Blackie Brono
Anjing ....... ! Biar punya nama
Tetap aja binatang

Anjing ........ ! Berputar-putar
Anjing

wis wis .. gak ono bedane .. tobat gusti ... kepiye iki .... gak jelas ..

11/18/2005 09:16:00 AM  
Blogger Abu Salma Al-Atsari said...

Wa Kam man a'iba kalaman shohihan wa aafatuhu fahman saqiiman
Betapa banyak orang yang mencela perkataan yang shahih (benar) dikarenakan pemahamannya yang sakit (keliru).

Ucapan komentar di atas muncul dari kejahilan dan keluar dari para pencinta musik (baca : Slank). Sehingga suatu syair majazi dianggap sebagai celaan biadab (yaitu menuduh anjing). Tidak heran perkataan ini keluar, karena pengucapnya memiliki akal dan pemahaman yang pendek.

Ketika diriwayatkan dari Imam Syafi'i beliau mengatakan :
"Da'il Kilaaba Tanbaah wa Qaafilatu Tasiir"
Maka apakah bisa Imam Syafi'i menuduh kepada para penghujat beliau sebagai anjing?!!

Sungguh, pengucap ini adalah orang yang tidak adib, tidak faham bahasa dan akalnya lemah.
Semoga Alloh menganugerahimu ilmu yang bermanfaat, menjadikanmu sebagai orang yang bersemangat di dalam menuntut ilmu syar'i dan semoga Alloh membimbingmu ke jalan yang lurus.
Amien.

11/23/2005 02:56:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

Walaupun ente berkoceh-2 dengan syair-syair, tapi siapa ente ini?!!
Ngajinya ama Irsyadi Sururi Turotsi, gitu mau jadi salafy?!!
Mbantah muridnya Syaikh Khalid Zufairi lagi, lagak org yg berilmu aja...
Sungguh jauh Irsyadi Turotsi dengan Syaikh Zufairi yang muridnya pembawa bendera Jarh wa Ta'dil, imam Rabi' bin Hadi...
Udah deh, kalo gak bisa njawab kagak usah bersyair-syair segala...
ck ck ck!!!

11/23/2005 04:26:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

Assalamu'alaykum ..Sungguh saya tidak mengenal baik Abu Salma maupun orang diatas yang 'tidak berkenan' menggunakan identitasnya. Namun Alhamdulillah aku mengenal kebenaran termasuk adab dlm berbantahan. Dan aku heran pada orang yang memuji Syaikh Rabi', apakah ia tidak mendengar bahwa sungguh pada sebagian syair terdapat hikmah???
Dan tentang fitnah at turots dan al irsyad, aku harap kedatangan ulama tahun depan dapat memperjelas duduk perkaranya.
"Seseorang tidak dikatakan bertakwa sehingga ia berilmu. Dan ia tidak berilmu, sehingga ia mengamalkan ilmunya."
Assalamu'alaykum..

11/24/2005 04:56:00 PM  
Blogger Abu Salma Al-Atsari said...

Salaf dulu berkata :
Faaqidu Syai' la yu'thii
"Orang yang tidak memiliki tidak bisa memberi"
Dan sungguh tampak bahwa seorang yang tidak beradab tidak mampu memberikan dan menunjukkan adabnya.
Abu Muhammad al-Haddad dulu menisbatkan diri sebagai murid DR. Rabi' bin Hadi, mmebela dan mengaku mencintainya, namun Syaikh Rabi' baro' thd dirinya...
Falih al-Harbi dulu menisbatkan diri sebagai kawan dan sahabat syaikh Rabi', namun syaikh Rabi' baro thd dirinya...
Betapa banyak orang yang mengaku-2 dan menisbatkan diri kpd syaikh Rabi' namun Syaikh Rabi' berlepas diri darinya...
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Syaikhul Albani ketika ditanya oleh Syaikh Abul Hasan al-Ma'ribi di dalam kaset Silsilah Huda wa Nur ttg pendapat Syaikhul Albani thd Syaikh Rabi' sebagaimana termuat dalam kitab Syaikh Rabi' yang berjudul Nashrul Aziz...
"...(Setelah memuji Syaikh Rabi', Syaikh al-Albani berkata)... Namun saya nasehatkan kepada Syaikh Rabi' untuk memperlunak ushlub dakwahnya... dan sungguh saya lihat ada beberapa kaum yang menisbatkan diri kepada dirinya (Syaikh Rabi') yang dibakar oleh semangat jahiliyah..."
Nah, siapakah yang dimaksud oleh Syaikhul Albani ini???
Tiada lain dan tiada bukan, para ashaghir atau bocah-2 ingusan yang dangkal pemahamannya dan fanatik buta kepada beliau, dan mereka inilah orang-2 yang memiliki semangat jahiliyah...
Wal'iyadzubillah...!!!
Adapun pencela yang tidak berani menunjukkan identitas dirinya, maka tidak syak lagi ana katakan sebagai salah satu muta'ashshibin yang yang terbakar semangat jahiliyah...
Adapun Abu Muhammad Abdurrahman Sarijan yang mengaku murid Khalid Zhuwafiri yang notabene muridnya Syaikh Rabi' maka tidak ada bedanya dg Ibrahim atau Uuh Muhdi (webmaster sholafy.or.id) yang mengaku muridn-2nya dari murid-2nya Syaikh Muqbil.
Dan hal ini tidaklah menunjukkan hakekat bahwa mereka sama dengan Syaikh Muqbil atau Syaikh Rabi', karena zhahir mereka menunjukkan bahwa mereka adalah juhala' yang muta'aali (sok merasa tinggi) dan merasa paling benar sendiri...
Jikalau benar bahwa Abdurrahman Sarijan adl murid Khalid Zhufairi dan pengelola situs rabbe.net, maka hendaknya dia menyebarkan maslahat bagi ummat...
Adakah dia menterjemahkan risalah-2, makalah-2 ataupun kitab-2 syaikh Rabi' dan ia muat di dalam website Syaikh Rabi' dalam B.Indonesia??
Jika dia hanya mengaku belaka tanpa memberikan kontribusi, untuk apa berbangga-2?!! Untuk apa pamer-2?!! Apakah ini yang dinamakan dengan salafiyin?!! Hanya mampu berbangga-2 tanpa mampu berbuat?!!
Maka, dengan yakin ana katakan, wahai Aba Muhammad, sibukkan diri antum dengan ilmu, belajarlah kitab-2 para ulama salaf dari Ustadz Khalid Zhufairi, sibukkan diri antum dengan menterjemah risalah-2 yang bermanfaat untuk engkau sebarkan kepada ummat...
Apa gunanya dirimu jauh di Kuwait jika waktu dan kesibukanmu seperti Ibrahim atau Uuh Muhdi...?!!
'Ala kulli haal, sekarang waktunya kita menunjukkan amal dann kontribusi apa yang telah kita berikan untuk dakwah salafiyah ini...
Adapun celaan-2 para pencela, tuduhan-2 para penuduh, maka alhamdulillah, celaan dan tuduhan mereka tidaklah memudharatkan sama sekali, bagaikan lolongan anjing di malam hari yang tidak membahayakan rembulan yang bersinar dengan indahnya...
Falhamdulillahi 'ala kulli haal.

11/26/2005 10:10:00 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home