الدعوة السلفية : موقع أبو سلمي الأثري

Friday, July 14, 2006

Saudara pembaca! Agar permasalahan ini semakin bertambah jelas, saya akan kemukakan sebuah misal, lalu saya akan bertanya kepada anda dengan sebuah pertanyaan yang syar’i, lalu meminta jawaban anda secara syar’i pula dan –maaf- jika anda seorang harakiy –sebagaimana sebutan mereka- maka hendaknya anda tidak mempergunakan logika berfikir harakiy dalam permasalahan ini. Sebab, pertanyaan saya nanti sifatnya syar’i, sehingga tidak menerima cara pandang politis atau sekedar logika manusiawi. Jawaban itu haruslah berlandaskan dalil-dalil yang dapat diterima oleh Rabb manusia. Seandainya anda berada di suatu negeri atau masyarakat yang diperintah oleh penguasa sekuler, berjuta-juta penduduknya sebagian menyembah kuburan, sebagian lagi penganut syi’ah yang telah meyakini bahwa Al-Qur’an telah diitahrif (dirubah) dan Imam Ali mengetahui masalah ghaib serta mengimani Al-Qur’an yang berbeda dengan Al-Qur’an yang ada saat ini –yang konon diturunkan kepada Fathimah, sebagian lagi penganut faham Asy’ariyah yang tidak tahu apakah Alloh berada di telapak kaku mereka ataukah berada di atas Arsy-Nya dan mereka lebih mendahulukan postulkat-postulat Yunani daripada syariat Alloh. Ada sebagian lagi yang mengimani teori Darwin tentang Al-Baqo’u lil Ashlah (The Survival of the fittest, ed.) atau teori-teori Freud dan semacamnya. Sebagian mereka adalah para pelaku dosa besar seperti meninggalkan sholat, meminum khamr dan lain sebagainya. Sebagian yang lain mengikuti bid’ah dan lebih mengutamakannya di atas sunnah nabawiyah sehingga seakan-akan menganggap agama ini masih kurang lengkap sebagaimana ucapan Imam Malik, “Barangsiapa mengada-adakan bid’ah dan menganggapnya baik (hasanah), maka sungguh ia telah menuduh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam mengkhianati risalah”, dan yang semisal dengan hal ini masih banyak.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home