الدعوة السلفية : موقع أبو سلمي الأثري

Saturday, June 18, 2005

Menjawab Gunjingan Terhadap Syaikh Ahmad asy-Syurkati
Pertanyaan : Sebagian orang menggunjing syaikh Ahmad Muhammad Syurkati, mereka berkata : “Dari mana Syurkati bisa mengambil hadits-hadits yang dia muat dalam majalahnya dan dari mana dia bisa mengetahui bahwa hadits-hadits tersebut maudhu/palsu? Mengapa dia mengatakan hadits-hadits itu maudhu/palsu sedangkan sebagian ulama-ulama besar seperti Ghozali, Ibnu Hajar (al-Haitami) dan selain keduanya menyebutkan hadits-hadits tersebut dalam kitab-kitab mereka ?”
Jawaban : "Adapun manusia menggunjing Ahmad Syurkati, bukanlah suatu yang aneh. Karena ini kebiasaan sebagian manusia. Tidak ada seorangpun yang selamat dari gunjingan manusia baik itu orang alim, pemimpin, Nabi, dan Rasul, bahkan Allah pencipta Alam semesta. Lihatlah Fir’aun ketika mengejek Nabi Musa, sesungguhnya Musa adalah orang gila. Dan orang-orang Quraisy mengatakan terhadap Muhammad sesungguhnya dia tukang sihir dan pendusta. Orang Yahudi juga berkata "tangan Allah terbelenggu", sesungguhnya tangan merekalah yang terbelenggu dan mereka dilaknat dengan sebab apa yang mereka katakan.
Kalau semua yang tersebut diatas tidak luput dari celaan/gunjingan manusia maka terlebih lagi Ahmad Syurkati. Terutama lagi orang-orang yang menggunjing tersebut tidaklah mereka itu ingin menegakkan kebenaran atau menghancurkan kebatilan, seandainya mereka bertujuan seperti itu, sungguh mereka akan bertanya kepada kita baik lewat tulisan maupun lisan. Padahal saya sudah menjelaskan referensi untuk setiap perkataan, dan saya juga tidak mengatakan satu hadits itu palsu dari diriku sendiri, akan tetapi saya menukilnya dari perkataan para ulama ahli hadits.
Adapun kalau ada hadits-hadits palsu dalam sebagian kitab-kitab para ulama besar, seperti Ghozali maka yang mengkritik beliau dan selainnya dan yang menjelaskan adanya hadits-hadits lemah dan palsu dalam kitab mereka adalah ulama hadits yang lebih besar/alim daripada Ghozali atau yang semisal beliau. Dan beliau itu bisa ditolelir/dimaklumi karena itulah kemampuan beliau dalam berijtihad. Dan ulama-ulama yang mengoreksi kitab-kitab Ghozali dan menjelaskan hadits-hadits yang lemah atau palsu didalam kitabnya, mereka juga bisa dimaklumi karena Allah-lah yang memerintahkan mereka untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui dari ilmu agama ini dan Allah melaknat orang-orang yang menyembunyikan ilmu agama ini.
Begitu juga kita ma’dzur/dimaafkan dalam menjelaskan apa-apa yang dikatakan oleh para ulama dan apa yang kita ketahui, yang pasti semuanya mengharap rahmat Allah dan takut akan azab-Nya dan berjalan diatas taqdir Allah.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home